Lebih Hemat Daripada Biosolar, Satu Liter B100 Bisa Tempuh 13,1 Kilometer

Lebih Hemat Daripada Biosolar, Satu Liter B100 Bisa Tempuh 13,1 Kilometer

21 Februari 2019
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kunjungannya ke Balai Penelitian Tanaman Industri Penyegar yang membuat bahan bakar B100. Foto: Antara.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kunjungannya ke Balai Penelitian Tanaman Industri Penyegar yang membuat bahan bakar B100. Foto: Antara.

RIAU1.COM -Pemanfaatan bahan bakar biodiesel 100 persen (B100) sebagai bahan bakar dari kelapa sawit. Bahan bakar ini bisa menempuh jarak 13,1 kilometer per liter.

"Kalau bahan bakar jenis biosolar hanya menempuh 9,6 kilometer per liter," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dikutip dari Antara, Kamis (21/2/2019).

Bahan bakar B100 lebih hemat hingga 40 persen per liter daripada menggunakan biosolar. Minyak kelapa sawit yang diolah menjadi bahan bakar kendaraan dengan kandungan 100 persen ini dihargai Rp8.000 per liter. Jika dibandingkan dengan Biosolar, harganya berkisar Rp9.800 sampai Rp10.000 per liter.

"Penggunaan bahan bakar B100 lebih murah dari segi biaya, ramah lingkungan dan dapat meningkatkan harga tandan buah segar di tingkat petani. Selain itu, energi ramah lingkungan ini bisa menghemat devisa karena Indonesia tidak perlu lagi mengimpor BBM energi fosil," papar Amran.

Dengan produktivitas CPO (minyak kelapa sawit yang masih kasar) sebesar 38 juta ton, Indonesia mampu mencukupi kebutuhan energi bahan bakar nabati. Di sisi lain, penyerapan CPO untuk bahan bakar dalam negeri akan mengurangi ekspor CPO dan produk turunannya.

Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia. Kebutuhan dalam negeri dipenuhi dahulu, maka ekspor akan berkurang.

"Tapi harga CPO bisa naik dan menyejahterakan petani," ucap Amran.